Di dua artikel sebelumnya, kita melakukan rationale terhadap penempatan sensor, dari sisi pertimbangan besaran ruang, dan pendekatan aspek geometri untuk menyederhanakan variasi dan distriburi sifat-sifat fisika suhu dan kelembaban udara dalam sebuah ruang. Pertimbangan berikutnya, yang perlu diperhatikan adalah rationale terhadap faktor-faktor yang bisa menjadi variabel dalam kita menempatkan sensor pemetaan suhu. Sehingga hal-hal berikutnya yang menjadi pertimbangan adalah:

4. Identify Variable

Identifikasi terhadap variabel pada dasarnya kita mencoba mengenali adanya pengaruh variasi suhu akibat keberadaan sumber panas (atau sumber dingin) dalam wilayah pemetaan suhu. Juga termasuk dalam logika ini adanya sumber basah atau uap air (atau sumber kering) dalam cakupan pemetaan kelembaban. Hal ini yang kemudian bisa memandu sebagai fine-adjustment setelah mengaplikasikan tiga pertimbangan sebelumya, atas 'berapa dan dimana' sensor pemetaan ditempatkan. Dan yang penting untuk tidak dilewatkan, adalah dokumentasi terhadap rationale ini. Pertimbangan 'fine-adjustment' yang bisa berupa pengurangan ataupun penambahan sensor. Beberapa hal yang umum dipertimbangkan sebagai variabel adalah:

Volume Ruang, pertimbangan logis dari hal ini adalah semakin besar ruang maka semakin kecil perbandingan antara luas permukaan ruang dan volume yang dilingkupinya. Sehingga kita bisa memiliki dasar ilmiah berupa justifikasi semakin kecil jumlah sensor setiap satu satuan volumenya.

Beda suhu antara di dalam ruang dan di luar ruang. Perbandingan ini tentunya kita bisa ambil angka dari URS (User Requirement Specification) ruang dibanding dengan suhu luar saat pemetaan dilakukan. Semakin besar selisih suhunya maka akan memberikan konsekuensi logis agar semakin besar kerapatan penempatan sensor saat pemetaan. Sebuah gudang beku yang kebetulan berada di tengah daerah panas kering, yang kemudian harus dipetakan suhu di dalam ruang pada saat puncak musim kemarau, distribusi suhu yang terjadi akan lebih memiliki fluktuasi yang tajam dibanding bila gudang yang sama kebetulan berada di daerah dingin dan dipetakan pada saat musim dingin. Kondisi fluktuasi tajam memiliki konsekuensi untuk menempatkan sensor lebih rapat.

Tinggi ruang. Seperti kita tahu bahwa udara panas memiliki densitas lebih rendah dibanding udara yang sama pada suhu lebih rendah. Ketinggian ruang akan secara alami membuat 'pemisahan' distribusi suhu udara secara vertikal, dimana pada sebuah garis vertikal dalam ruang kita prediksi akan membentuk pola kecenderungan suhu rendah di bawah dan suhu yang lebih tinggi akan terasakan di atas. Hal yang bisa jadi pertimbangan untuk me-rasional-kan jumlah sensor pada kebutuhan satu garis tegak, apalagi bila kebetulan ruang pemetaan memiliki tinggi yang dominan dibanding panjang lebarnya.

Dinding yang terutama langsung berhadapan dengan luar, termasuk pilihan material dinding tersebut. Penempatan sensor sedekat mungkin dengan dinding ini di sisi dalam akan bisa memberikan gambaran seberapa tinggi pengaruh suhu luar perambatan panasnya, terhadap sisi dalam permukaan dinding.

Keberadaan jendela, dinding kaca (memungkinkan transmisi suhu radiasi), pintu. Hal-hal dimana mungkin kita perlu menambah sensor pada lokasi-lokasi tersebut. Hal ini juga mencakup aktifitas rutin yang mungkin terjadi terhadapnya. Apakah ada situasi dimana jendela harus terbuka, lalu-lalang orang dan barang sehingga membuat pintu harus terbuka.

Penerangan. Dalam chamber entah itu oven, climatic-chamber, dsb, kini sudah didesain hanya ketika pintu terbuka saja maka lampu akan menyala. Di sebuah gudang atau chamber yang bersifat walk-in,  yang konvensional biasanya lampu dihidupkan dari saklar manual. Bisa terjadi petugas lupa mematikan lampu, sehingga penting juga untuk memetakan kondisi suhu disekitar lampu saat lampu menyala dalam kurun waktu tertentu. Di gudang-gudang modern sudah dikembangkan lampu yang low-energy sehingga memberikan dampak panas yang lebih kecil, atau mungkin kontrol modern dimana lampu menyala bila ada kegiatan orang di dalam ruang (motion-controlled).

Gradien. Penempatan dua buah sensor pada sebuah jarak tertentu, hasil pengukurannya nanti kita bisa interpolasikan pada sebuah penyederhanaan gradien linier untuk memberikan prediksi distribusi suhu disepanjang garis lurus diantara dua sensor tersebut. Tapi kita perlu seksama untuk memperhatikan bahwa diantara dua sensor tersebut tidak ada gangguan atau hal yang bisa menyebabkan adanya variasi dari gradien suhu. Bila secara ilmiah bisa kita buktikan tidak ada hal yang memungkinkan variasi gradien suhu diantara dua sensor, maka bisa kita rasionalkan untuk mengurangi jumlah sensor diantara dua sensor.

Supply dan Return HVAC. Selain karena pengaruh pergerakan udara yang bisa memberi pengaruh distribusi keseragaman suhu, secara rata-rata, suhu di depan supply HVAC pendingin akan cenderung lebih dingin dibanding suhu di depan return.

Pola aliran udara. Penting bagi kita selain memahami letak supply dan return, juga langkah berikutnya juga memahami pola aliran udara yang mungkin terjadi dalam ruang tersebut. Apakah mungkin ada daerah-daerah yang pergerakan udaranya sangat dinamis atau daerah yang mungkin justru 'wilayah mati' tidak ada aliran udara. Bisa kita pertanggung jawabkan secara ilmiah bila kita menempatkan sensor memetakan suhu lebih rapat di daerah aliran udara, sementara daerah 'mati' kita tempatkan sedikit sensor terhadapnya.

Lokasi sensor untuk kontrol suhu. Penting juga untuk dipertimbangkan menempatkan sensor pemetaan di dekat lokasi sensor untuk  konstrol suhu. Hal ini bisa memberikan gambaran nantinya antara suhu setting, suhu yang di-sensing oleh sensor kontrol, dan suhu aktual yang di-sensing oleh sensor pemetaan suhu.

Machinery. Umum ada di lokasi gudang adalah forklift, pallet-truck, battery-charging, yang bisa melepaskan panas ke ruang. Penting untuk membuat prosedur sehingga alat-alat tersebut selalu berada di tempat yang sama selama tidak digunakan, dan pastikan bahwa pemetaan dilakukan pada saat kondisi tersebut.  Umumnya juga terjadi dalam gudang penyimpanan kita menempatkan juga lemari pendingin. Selain memetakan lemari pendingin, pemetaan pada gudang juga harus mempertimbangkan saat lemari pendingin beroperasi karena permukaan lemari pendingin adalah beban panas bagi ruang gudang.

Formasi Rak. Penempatan rak, formasi, pilihan konstruksi, kerapatannya, bisa mempengaruhi pola aliran udara di dalam ruang. Bisa menjadi pertimbangan untuk menambah-mengurangi sensor, ataupun pertimbangan untuk memindah letak sensor dari lokasi sensor yang ditetapkan sebelumnya berdasar pertimbangan geometri ruang.

Jalur pergerakan orang dan barang. Perlu juga dipahami diawal terlebih dahulu konsep jalur pergerakan orang dan barang dalam sebuah gudang. Bila belum ada maka perlu dibuat semacam prosedur pengambilan dan atau penempatan barang sehingga bisa dipolakan gerakan orang, barang yang disimpan, pallet-truck, forklift. Orang dan barang adalah beban panas, apalagi bila gudang didefinisikan sebagai ruang beku. Pemetaan dalam kurun beberapa waktu, penting juga untuk melewati waktu pada situasi bongkar muat barang. menempatkan sensor pada jalur gerakan orang dan barang tapi tentunya tidak mengganggu proses mobilisasinya.

Variasi karena orang. Prosedur mungkin telah ditetapkan untuk membuat standar operasi dalam gudang sehingga meminimalkan variasi karena orang, tapi antisipasi human-error tetap harus jadi pertimbangan dalam pemetaan suhunya. Misalnya kemungkinan kesalahan dalam meletakkan barang, forklift. Membuat peta suhu terhadap buka-tutup pintu. Praktek yang sering dilakukan adalah challenge-test buka pintu sehingga didapat lama waktu sehingga syarat suhu ruang tidak lagi terpenuhi, yang kemudian memberi syarat batas lama pintu boleh terbuka. Kondisi power-failure, dsb.

(bersambung)


Dirangkum dari jurnal Vaisala dan berbagai sumber tambahan.

Pitoyo Amrih

 

Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.

Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.

“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya.   ...selengkapnya

Bookmark This

Follow Us

Powered by CoalaWeb

 

KupasPitoyo, KumpulanTulisan Pitoyo Amrih, yang juga berbicara tentang Pemberdayaan Diri, ..pemberdayaan berkesinambungan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa... khususnya melalui budaya..  this link is under construction..

Pitoyo Amrih.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa.....  ...selengkapnya