Silahkan cermati bagan mengukur dengan OEE di artikel tersebut. Anda akan temukan salah satu losses yang menggerogoti Loading Time, mempengaruhi kinerja Availability, adalah apa yang disebut Set-Up dan Set-Down. Sebenarnya merupakan dua losses yang berbeda, tapi coba saya ceritakan di sini bersama-sama, karena memang keduanya adalah hal yang bisa dikatakan saling berhubungan. Ada hal-hal yang bila anda tekan di losses Set-Up justru akan membuat hal itu menggelembung di losses Set-down. Sehingga perlu sebuah wawasan yang melihat keduanya sebagai satu kesatuan, walaupun pada praktek pencatatan pengukurannya dilakukan terpisah karena memang terjadi pada dua waktu yang berbeda.

Dengan kalimat sederhana bisa dijelaskan bahwa Set-Up adalah segala kegiatan yang perlu dilakukan terhadap mesin sampai mesin tersebut produktif menghasilkan produk baik. Sementara Set-Down adalah segala kegiatan yang perlu dilakukan terhadap mesin setelah produk terakhir keluar sampai dengan mesin boleh ditinggalkan. Betul dua hal ini adalah losses, karena pada dasarnya keberadaan kegiatan ini mengurangi kinerja mesin dalam hal ketersediaan (availability). Di sepanjang waktu Loading time mesin, mau tidak mau kita punya kegiatan yang membuat mesin tidak menghasilkan apa-apa. Namun tidak seperti kegiatan lain yang mungkin bisa ditekan sampai nol, untuk kegiatan Set-Up dan Set-Down ini, yang bisa dilakukan adalah menekan sampai se-optimum mungkin. Saya sengaja tidak memakai kata 'se-minimum mungkin', khawatir semangatnya akan terjebak pada upaya untuk 'asal minimum'. Karena semangat ini, mungkin dalam jangka pendek akan memperbaiki tingkat ketersediaan sehingga OEE-pun membaik, tapi secara jangka panjang bisa jadi justru memperburuk keadaan.

Ambil contoh saat Set-Up. Pemasangan size-part produk di awal sebelum pengoperasian mesin adalah salah satu kegiatan dalam lingkup Set-Up. Bisa anda bayangkan bila dalam upaya menekan lama waktu pemasangan size-part, justru membuat operator serampangan dalam melakukan pemasangannya. Hal yang justru dihindari. Namun begitu, bukan berarti semakin lama semakin baik, karena semakin lama akan semakin mengurangi waktu bagi mesin untuk menghasilkan produk. Itulah mengapa harus dicari suatu titik terbaik, titik optimum.

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, rentang waktu Set-Up, secara praktis, dimulai saat operator pertama kali mengakses mesin di setiap periode rentang waktu Loading Time. Praktek manual, biasanya setiap kali operator mengakses mesin, maka yang dilakukan pertama kali adalah melakukan pencatatan waktu aktual saat itu. Adalah saat dimulainya Set-Up, sekaligus sebagai waktu dimulainya durasi Loading Time saat itu. Saat ini -terutama pada mesin-mesin produksi negara maju- sudah dilengkapi dengan sistem integrasi yang memungkinkan pencatatan OEE secara otomatis berdasar interaksi operator terhadap mesin via operating panel-nya. Operating Panel yang umumnya sudah berupa layar sentuh, memiliki software operating system yang tentunya terdapat penanda waktu yang terpasang disana (computer-clocks). Setiap losses akan terekam berdasar penanda awal-akhir kegiatan, sehingga olahan data OEE bisa langsung tertampil dalam layar. Biasa di sono orang menyebut dengan istilah Dashboard OEE. Bisa terlihat secara real-time dari waktu-waktu. Sebagai contoh saat awal Set-Up di atas, bisa di-inisiasi oleh aksi operator yang melakukan switch-on mesin misalnya.

Lalu apa yang akan berada dalam kegiatan losses Set-Up ini? Meraba hal iini, saya coba dekati dengan pengelompokkan besar 2 macam mesin industri obat dan makanan. Yaitu mesin-mesin proses intermediate, mesin yang mengolah masih dalam satu ukuran bets. Masuk dalam kategori ini misalnya: mesin Mixer, Granulator, Oven. Sebagai catatan, pendekatan ini juga bersifat fleksibel yang mungkin bisa ditemui kasus yang berbeda. Misalnya mesin Oven, ada jenis oven yang mengolah secara bets ada mesin oven yang bersifat kontinu. Untuk yang kontinu, memasukkan pada kelompok mesin intermediate sebagai pendekatan olahan OEE-nya. Kemudian yang satu lagi adalah mesin-mesin proses akhir. Bukan berarti benar-benar akhir dari proses, tapi lebih dimaknai sebagai mesin yang mengolah sehingga produk pada unit individu sesuai sediaan akhirnya. Misalnya, mesin tablet, mesin kapsul, mesin kemas.

Untuk yang mesin Intermediate: kegiatan yang banyak memakan waktu Set-Up biasanya berupa persiapan terhadap bahan yang diolah. Juga biasa terhadi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengkondisikan mesin. Misalnya mesin Oven yang digunakan untuk memanaskan produk di suhu 90 °C, maka waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan dari suhu kamar sehingga mencapai 90 °C hingga merata di seluruh bagian pemanasan, masuk sebagai losses Set-Up. Itulah maksud pengkondisian, bisa suhu seperti contoh, bisa tekanan, kelembaban, aliran udara tertentu. Optimalisasi bisa dengan membuat sebisa mungkin kegiatan persiapan bahan dan pengkondiisian mesin diprosedurkan paralel. Yang juga bisa masuk didalam kegiatan ini adalah misalnya pembersihan mesin di awal, cek-list kesiapan operasi mesin oleh operator. Dimana batas set-up mesin jenis ini adalah sampai dengan start kondisi operasional terjadi. Untuk mesin oven sampai dengan suhu operasional tercapai dan bahan siap di dalam, untuk mesin granulasi sampai dengan suhu operasi tercapai dan mulai start proses pengeringan dengan fluidisasinya. Sementara Set-down adalah saat kondisi akhir proses selesai, sampai dengan titik awal proses berikutnya. Walaupun bisa jadi definisi titik awal itu juga bisa bervariasi tergantung jenis mesin, jenis industri, bahan yang diproses. Kegiatan Set-Up dan Set-Down di awal batch-campaign (yang terus menerus tanpa jeda), sebaiknya juga distandardkan berbeda, sehingga wajar nantinya juga bila terekam menghasilkan waktu yang berbeda signifikan antara set-up bets pertama dan bets-bets selanjutnya. Juga set-down antara bets sebelumnya dengan bets di akhir. Sebagai gambaran untuk mempermudah, mungkin bisa saya ilustrasikan sebagai berikut:

 Set_Up_Set_Down_Ms_Antara

Untuk mesin akhir: Bila mengacu ke ilustrasi di atas, Pembersihan awal dan cek-list awal adalah hal yang kurang lebih sama. Pada pengkondiisian menuju status Operasional, untuk mesin jenis ini biasanya akan banyak memakan waktu pemasangan dan adjustment size-part mesin. Mesin jenis ini lebih fleksibel dan variatif. Bisa saya gambarkan bila pada mesin granulasi, variasi mungkin lebih banyak pada kapasitas, tapi pada mesin tablet misalnya, variasi bisa berupa pada bentuk dan ukuran tablet yang dihasilkan. Sebuah mesin tablet bisa memiliki rentang kemampuan ukuran dan bentuk tertentu, tinggal mengganti beberapa paket part sehingga menjadikannya beroperasi menghasilkan sesuai bentuk dan ukurannya. Itulah yang disebut size-part. Pengkondisian di awal juga biasanya termasuk upaya adjustment, fine-tuning di awal menyesuaikan hasil akhir produk sehingga memenuhi syarat kualitas. Dan kegiatan Loading bahan juga menjadi satu kegiatan pengoperasian dan adjustment awal tadi sehingga menghasilkan produk sesuai syarat. Hal yang beda di mesin jenis ini, juga tentang kegiatan antar bets sebelum dan sesudahnya. Mesin jenis ini biasanya tidak ada kegiatan jeda, karena bahan awal bets berikutnya bisa langsung dimasukkan sementara bets sebelumnya belum benar-benar habis, sehingga mesin tidak perlu berhenti, sampai benar-benar berhenti di bets akhir pada satu batch-campaign. Set-Up dan Set-Down biasanya hanya ada sepasang setiap satu batch-campaign.

Dengan logika yang sama, Set-Down, bagi mesin intermediate, dimulai saat kondisi operasional bets berakhir, pada bets antara dan bets terakhir bisa jadi berbeda upayanya. Sampai dengan selesai, mesin pada status off bisa ditinggalkan. Sampai dengan status itu bisa jadi ada kegiatan cek-list akhir, pembersihan akhir, dan sebagainya. Untuk mesin akhir, kondisi set-down didekati saat produk baik terakhir bets terakhir keluar, sampai mesin bisa ditinggalkan pada kondisi status off.

Pitoyo Amrih

 

 

Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.

Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.

“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya.   ...selengkapnya

Bookmark This

Follow Us

Powered by CoalaWeb

 

KupasPitoyo, KumpulanTulisan Pitoyo Amrih, yang juga berbicara tentang Pemberdayaan Diri, ..pemberdayaan berkesinambungan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa... khususnya melalui budaya..  this link is under construction..

Pitoyo Amrih.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa.....  ...selengkapnya