Pencarian selanjutnya
 
User Terdaftar

Username:

Password:

Log in otomatis pada kunjungan berikutnya?

» Lupa password
» Regristrasi
Random tayangan

Arimuka
Arimuka
Wayang Purwa Mahabarata
Komentar: 0


Tentang Pitoyo Amrih

Pitoyo Amrih

NovelWayang PitoyoAmrih


Flag counters!

 

 

 

Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site

loading...

Karna

 

NovelWayang PitoyoAmrih

 


 

Karna

            


Karna
Deskripsi: Adipati Karna adalah seorang ksatria yang lahir karena hubungan gelap seorang bangsa Manusia, putri kerajaan Mandura, Dewi Kunti, dengan seorang petinggi bangsa Dewa penjaga Matahari, Batara Surya. Seorang Dewa yang duduk di singgasana bulat bersinar berada tepat di depan matahari, dan selalu bergerak mengikuti gerakan matahari.

Untuk menjaga kehormatan dan menghindari aib bagi kerajaan Mandura, setelah sang bayi lahir, kemudian di larung di sungai. Sang bayi yang kemudian diperjalanan larung itu diberi pusaka anting-anting perak, dan baju rompi lentur juga berwarna perak, oleh sang ayah, Batara Surya.

Bayi Karna ini di temukan oleh seorang kusir kerajaan bangsa Hastinapura, bernama kusir Radeya. Karna kemudian diasuh dengan kasih saying, karena memang Radeya, tidak memiliki keturunan setelah sekian lama menikah dengan istrinya.

Karna tumbuh menjadi seorang anak yang luar biasa cerdas. Seperti layaknya bangsa Manusia yang masih memiliki darah keturunan bangsa Dewa, Karna sangat cepat dalam belajar ilmu kanuragan maupun ilmu kautaman. Membuat banyak sekali pertanyaan dalam pikirannya yang kemudian tak mampu dijawab oleh orang tua angkatnya, Radeya. Membuat Karna seringkali tidak puas, mudah marah, dan seringkali berhari-hari pergi dari tempat tinggalnya, mengembara.

Yang paling membuatnya heran dan selalu bertanya adalah, mengapa Karna begitu mudah dan cepat belajar kesaktian, sementara dia hanyalah seorang kusir, yang tidak memiliki kesaktia apa-apa. Kesaktian dan kecakapannya, membuat dia mudah diterima ketika Karna kemudian bergabung menjadi prajurti di Hastinapura. Juga kesaktian dan kepandaiannya pula yang membuat dia begitu cepat diterima di kalangan prajurit, dan karirnya begitu cepat menanjak. Dalam waktu singkat dia diangkat menjadi ksatria, dan masuk menjadi jajaran pimpinan senapati prajurit di Hastinapura.

Sungguh sebuah kebetulan, ketika Karna mengawal rombongan Hastinapura, dalam acara gladi Drupadi di negri Cempalareja, pimpinan Hastinapura saat itu, Prabu Duryudana, melihat kecakapan dan kesaktian Karna. Di acara itu, Karna juga berhasil menjaga wibawa Duryudana, ketika merasa dipermalukan. Saat itu juga Karna diangkat menjadi bagian dari keluarga istana. Dan hanya berselang beberapa bulan kemudian, dia diangkat menjadi panglima tertinggi pasukan negri Hastinapura, menggantikan kedudukan Resi Bisma. Karnalah yang mendapat kesempatan menaklukan negri Awangga, sehingga kemudian dia diberi wilayah kekuasaan di sana sebagai seorang Adipati.

Rasa marah dan kecewa atas asal-usulnya semakin menjadi ketika beberapa bulan sebelum perang Baratayudha, Dewi Kunti, ibu kandungnya, bercerita panjang lebar kepada Karna tentang asal-usulnya. Dengan harapan Karna akan beralih memihak Pandawa saat perang. Pengakuran yang membuat Karna kecewa kepada Kunti dan ayahnya, Batara Surya.

Tapi Karna adalah seorang patriot yang selalu menjunjung tinggi kebenaran. Tidak pernah lupa akan hutang budinya, adalah salah satu kebenaran yang dipegangnya. Di perang Baratayudha dia tetap sepenuh hati memihak Duryudana, orang yang telah banyak memberinya begitu banyak kesempatan. Walaupun masih kecewa dengan kedua orangtua kandungnya, Karna mati dengan rasa bangga, saat terjadi pertempuran dua pemanah sakti Dunia Wayang, antara dirinya dan Arjuna.
Kata kunci: Karna, Awangga
Tanggal: 04.02.2009 07:17
Hits: 23359
Downloads: 54
Rating: 4.20 (5 Vote(s))
File size: 60.5 KB
Added oleh: pitoyo

 



 



Author: Komentar:
sastra
Member

Tanggal bergabung: 07.06.2012
Komentar: 1
Satria Sejati

Dengan kesadarannya berada di tengah-tengah keluarga Kurawa yang berseteru dengan Pandawa yang adalah saudara-saudara sendiri. Apabila dia menyeberang ke Pandawa, seperti keingingan Kunti, sangatlah beralasan. Tapi disisi lain dia adalah seorang prajurit, seorang senopati yang harus menjunjung tinggi sumpahnya, harus setia dengan tanggung jawabnya.Karna lebih memilih membela negara sebagai seorang satria dan prajurit daripada memihak keluarga (Pandawa) tapi menjadi pecundang.
12.06.2012 12:12 Offline sastra



Tayangan sebelum:
Dursala

 
 Tayangan selanjutnya:
Aswatama