Zufallsbild |
|
Duryudana
Wayang Golek
Kommentare: 0
|
Over Pitoyo Amrih |
|
|
|
|
Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site
|
|
|
|
|
Cinta Mati Dasamuka
Cinta Mati Dasamuka |
Beschreibung: |
Judul Novel : Cinta Mati Dasamuka
Penulis : Pitoyo Amrih
Tebal Halaman : 364 halaman
Ukuran Halaman : 15,5 x 24 cm
Penerbit : DIVAPress
ISBN : 978-602-391-232-2
KLIK DISINI untuk pembelian buku secara online.
Novel ini juga tersedia di TOKOPEDIA
Dia bernama Rahwana. Kemudian nama itu berganti menjadi Dasamuka. Takdir telah mengikat dirinya. Kesaktian yang hanya mampu menahan hidup saat kepala terpisah raga yang kesepuluh kalinya. Dialah sang Dasamuka yang membawa nafas keberanian. Merupakan anak sulung dari pasangan yang terlanjur melakukan kesalahan, Wisrawa dan Sukesi. Tapi mungkin tak sepenuhnya salah, karena ilmu Sastrajendra memang selalu membawa hal-hal yang sulit dimengerti.
Anak kedua yang lahir membawa berkah kelembutan dan kesabaran. Walau wujudnya tetaplah mengerikan seperti layaknya raksasa, seperti sang kakak, Dasamuka. Raksasa lembut sabar itu diberi nama Kumbakarna. Pikirannya sederhana, hidup seharusnya bahagia. Yaitu bila sudah merasa enak makan dan nyaman tidur.
Semakin sulit dipahami ketika yang ketiga lahir seorang raksasa perempuan Sarpakenaka. Dia justru cermin setiap orang yang tak mampu menyembunyikan kehendak hati yang paling kelam. Bicaranya sulit dipahami. Makanannya adalah racun bagi orang kebanyakan. Dan yang ada dikepalanya hanya nafsu pemuas syahwat.
Hingga lahir anak keempat. Adalah sang tampan Wibisana. Sosok yang pandai dan selalu berupaya menelisik kebaikan dan kebenaran. Wujudnya bukan raksasa. Posturnya adalah seorang manusia biasa. Tapi tetap, kepandaian terkadang masih juga menjaga jaraknya dengan kebaikan. Pun dengan kebenaran.
Mereka semua adalah keturunan dari dua negri besar. Alengka dan Lokapala. Tapi kelahiran mereka terjadi saat pelarian, masa kecil mereka dipenuhi kebencian, hingga tumbuh besar dalam hukuman. Bahkan saat mendapat hak tahta negri pun mereka masih saja terbelenggu. Terikat oleh kemauan-kemauan mereka sendiri.
Sampai kemudian rasa cinta itu tumbuh. Cinta yang justru membawa perpecahan diantara mereka. Cinta itu yang mereka bawa dan pegang hingga harus mati. |
Schlüsselwörter: |
cinta, mati, dasamuka, pitoyo, amrih |
Datum: |
04.09.2016 20:09 |
Hits: |
27531 |
Downloads: |
3 |
Bewertung: |
0.00 (0 Stimme(n)) |
Dateigröße: |
129.2 KB |
Hinzugefügt von: |
pitoyo |
|
|
|