Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site
loading...
Wayang Purwa Mahabarata
Tokoh-tokoh di era kerabat Barata, di negri sisi tengah dunia Wayang, negri Hastinapura.
Dari jaman kekuasaan Prabu Santanu, sampai tiga generasi berikutnya, ketika pecah perang perebutan tahta negri itu.
Dikenal dengan nama Perang Barata,.. Baratayudha. (Hits: 850266)
Negri Hastinapura adalah negri yang menjadi pokok sengketa kisah Mahabarata.
Daftar sesepuh Hastinapura, adalah para petinggi negri Hastinapura sebelum negri itu betul-betul sampai kepada generasi yang saling berebut atas kekuasaan negri ini.
Dari sejak kejayaan sebelum Parbu Santanu, sampai Pandu, ketika kemudian negri ini direbut secara licik dari anak-anak Pandu oleh Kurawa.
Termasuk di dalam kategori ini adalah para tokoh sesepuh negri yang membuat mereka memutuskan untuk membela Kurawa, dengan berbagai pertimbangan mereka.
Lima orang putra Pandu. Tiga tertua lahir dari ibu Dewi Kunti, sementara bungsu Kembar dari ibu Dewi Madrim.
Secara tatanan merupakan pewaris sah negri Hastinapura, tapi tipu muslihat membuat mereka terusir. Sampai mendirikan negri sendiri di Amarta, kembali tipu muslihat memaksa mereka pergi selama tiga belas warsa dari Amarta.
Sampai akhirnya harus menerima tantangan perang sebagai penyelesaian sengketa.
Tokoh dan karakter di sekitar Pandawa yang masih memeliki persaudaraan dekat. Pada sub-kategori, berisi tokoh-tokoh pada keluarga masing-masing Pandawa.
Sedang pada main kategori, berisi tokoh-tokoh mertua Pandawa, ayah dari para istri Pandawa. Keluarga Yudhistira, Keluarga Bima, Keluarga Arjuna ...
Tokoh dalam kerabat Kurawa yang terdiri dari 99 pria dan 1 perempuan. Putra Destarastra dengan ibu dewi Gendari. Sulung Duryudana yang kemudian dengan tipu muslihat sempat bertahta di negri Hastinapura. Dia juga yang dengan keras kepala tetap meaksakan jalan perang sebagai penyelesaian sengketa Hastinapura.
Ke-100 Kurawa, kesemuanya ada dalam galeri ini secara lengkap.
Tokoh-tokoh yang ada di sekitar Kurawa. Atau tokoh-tokoh segenerasi yang tidak memihak Kurawa, tapi tetap tinggal di istana Hastinapura ketika masa Kurawa berkuasa.
Dwarawati adalah nama sebuah negri di sebelah selatan negri Amarta. Negri yang sebagian besar dihuni bangsa manusia ini, semula dipimpin oleh seorang raja berdarah bangsa Raksasa. Tapi sebuah perlawanan yang dipimpin oleh Narayana, berhasil merebut tahta saja lalim itu.
Narayana kemudian memimpin negri ini bergelar Prabu Sri Batara Kresna. Menjadikan negri ini besar dan terpandang.
Di sini terdapat para petinggi kerajaan Dwarawati baik ketika era kejayaan Prabu Kresna ataupun jaman sebelumnya.
Mandura adalah nama sebuah negri di sisi selatan barat negri Hastinapura. Di sini terdapat tokoh-tokoh petinggi negri Mandura, dari sejak awal mula negri diperintah oleh Prabu Basukunti, sampai kemudian puncak kejayaannya dipimpin oleh Prabu Baladewa. Negri ini kemudian tumpas tercabik-cabik oleh perang saudara.
Mandraka adalah sebuah negri si sisi tenggara Hastinapura.
Di sini terdapat para petinggi kerajaan, dari sejak jaman Prabu Mandrapati, sampai kepada Narasoma yang menjadi raja bergelar Prabu Salya, dan anak-anaknya yang habis oleh tragedi perang Baratayudha.
Tahta negri ini setelah itu diberikan kepada salah satu keponakan Salya, keempat Pandawa, Nakula.
Wirata adalah sebuah negri pesisir di sisi timur Hastinapura. Dipimpin oleh seorang raja yang bertahta dan hidup begitu lama, Prabu Matswapati, yang ketika muda bernama Durgandana.
Semua anak laki-lakinya mati di medan laga Baratayudha. Satu anak perempuannya, adalah ibu bagi penerus kerajaan Hastinapura.
Cempalareja adalah sebuah negri kecil di sisi timur Hastinapura, sebelah selatan Wirata.
Dipimpin oleh seorang raja yang semula adalah seorang pengembara, Prabu Drupada. Ketika muda bernama Sucitra.
Anak laki-lakinya menjadi salah satu senapati pihak Pandawa. Sedang dua anak perempuannya, diperistri oleh dua orang putra Pandu.
Drupadi yang tertua menjadi istri Yudhistira, dan Srikandi, yang kedua menjadi istri Arjuna.
Sebutan Kadang Bayu adalah tokoh Wayang Purwa yang dikisahkan memiliki ikatan persaudaraan dengan Batara Bayu. Mereka berjumlah 9 tokoh. Dalam pedalangan tokoh-tokoh ini adalah :
Batara Bayu, Dewa Ruci, Hanoman, Liman Setubanda, Resi Maenaka, Naga Kuwera, Bima atau Bratasena, Ditya Jajakwreka dan Garuda Mahambira.
Adalah para bidadari kahyangan dalam lakon Arjuna Wiwaha. Lakon Arjuna Wiwaha dipercaya adalah kisah yang dimaksudkan sebagai kampanye tentang kehebatan raja Airlangga, yang digambarkan dalam sosok Arjuna. Tujuh bidadari, ada sebagian berpendapat bahwa itu merupakan harfiah istri Arilangga yang berjumlah tujuh, ada juga yang menganggap bahwa tujuh bidadari adalah sebuah simbol kebahagian bila seseorang sudah menjalani laku prihatin dan berjuang.
Tujuh bidadari dalam kisah itu terdiri dari Supraba, Wilutama, Warsiki, Surendra, Gagarmayang, Tunjungbiru dan Lenglengmulat.
Adalah figur-figur yang mewakili kelompok-kelompok dalam bangsa raksasa yang masih hidup liar di hutan-hutan.
Hidup mereka liar dan berpindah-pindah. Tokoh-tokoh di sini di luar dari tokoh-tokoh bangsa raksasa yang sudah memiliki kepandaian atau kesaktian sehingga bisa berkumpul membentuk sebuah negri.
Gefunden: 46 Bild(er) auf 6 Seite(n). Angezeigt: Bild 1 bis 9.