Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site
loading...
Ragam Wayang Klasik
Berisi galeri tokoh karakter wayang dalam ragam kreasi wayang klasik sebagai media seni pertunjukkan yang berkembang di berbagai wilayah Nusantara. (Hits: 483908)
Wayang Kulit Kyai Inten dibuat pertama kali pada tahun 1870 oleh Ki Guna Kerti dan kawan-kawan atas permintaan seorang saudagar china di Muntilan yang bernama Babah Poliem. Wayang Kyai Inten dibuat dengan menggunakan kulit kerbau yang tebal dan kehalusannya terpilih. Keistimewaan satu set wayang ini adalah di setiap wayangnya terdapat batu intan muda atau yakut dan juga di prada emas.
Kyai Inten menggunakan rujukan gagrak wayang Yogyakarta. Intan tersebut dapat ditemui di mahkota, sumping (hiasan belakang kepala), kalung/kalung ulur-ulur, garuda mungkur, anting-anting dan lain-lain. Perbedaan yang jelas antara Wayang Intan dan wayang standard Yogyakarta terdapat pada wayang putren. Bila pada gaya Yogyakarta wayang putren memiliki kain yang menjorok kedepan, di wayang Kyai Inten, kain jarik para putren dibuat sebaliknya, ke belakang sehingga terkesan terseret.
Wayang ini terbuat dari kayu, yang ujungnya tidak runcing (cepak = bhs Sunda / papak = bhs Jawa). Itulah sebabnya maka wayang ini disebut wayang cepak atau wayang papak. Dilihat dari bentuknya, wayang cepak diperkirakan merupakan pengembangan dari wayang kulit, wayang golek atau wayang menak yang berpusat di daerah Cirebon. Wayang cepak biasanya membawakan lakon-lakon Menak, Panji, cerita-cerita babad, legenda dan mitos. Tetapi, di daerah Cirebon sendiri, wayang cepak lebih banyak melakonkan babad Cirebon, juga babad Mekah dan Pamanukan yang disampaikan dengan bahasa Jawa Cirebon.
sumber : sunda.web.id
Rincian detail bentuk mata, hidung, mulut, badan, dsb, dari seni tatah wayang kulit, yang bisa menjadi panduan untuk menginterpretasikan watak dan karakter tokoh tersebut.
adalah kreasi seni kriya wayang kulit oleh seorang seniman, maupun sekelompok sanggar seni. Adalah penampilan sebuah karakter tokoh peraga wayang yang menggambarkan sebuah suasana (marah, kasmaran, dsb) maupun situasi (perang, bertempur, memimpin pertemuan, dsb) tertentu. Wanda Baladewa, Wanda Kresna, Wanda Yudhistira ...
adalah kreasi seni kriya wayang kulit untuk tiap karakter tokoh wayang. Kreasi baik dari tatah (bentuk, profil, tatahan lubang) maupun sungging (gambar, warna) biasanya akan membentuk pola ciri khas suatu daerah tertentu. Sehingga populer dikatakan bahwa istilah gagrak selalu diikuti dengan nama tempat ciri khas tatah-sungging wayang itu berkembang.
Yang dalam perkembangannya kemudian lazim seorang yang biasa mengenali ragam wayang kulit bisa mengenali sebuah karya tatah sungging satu karakter wayang, dibuat dimana, atau asal pembuatnya. Batara Gana, Sinta, Anggada ...
Gagasan pembaharuan seni pakeliran “Wayang Ukur” diperkenalkan oleh Ki Sukasman sejak tahun 80-an atas keresahannya terhadap semakin menipisnya anak muda yang menggemari pertunjukan wayang kulit. Sukasman menciptakan sebuah seni garda depan tanpa kehilangan roh tradisinya. Dengan daya ungkap melalui bahasa Indonesia. Wayang Ukur mencoba memberi tawaran sebuah seni pertunjukan bayang-bayang yang berwawasan global. la melakukan eksperimen dengan menciptakan wayang kulit genre baru, dengan kaidah seni rupa dan teknik tata cahaya yang baru, ia menciptakan seni pertunjukan kontemporer wayang sebagai seni bayang-bayang dengan memadukan unsur-unsur seni tari, teater, gamelan, dan seni sastra yang tidak lagi tunduk pada konvensi tradisi.