Pencarian selanjutnya
 
User Terdaftar

Username:

Password:

Log in otomatis pada kunjungan berikutnya?

» Lupa password
» Regristrasi
Random tayangan

Wayang Solo
Wayang Solo
INI WAYANG-KU !
Komentar: 0


Tentang Pitoyo Amrih

Pitoyo Amrih

NovelWayang PitoyoAmrih


Flag counters!

 

 

Donate 5 USD to contribute on building the valuable content about Wayang Indonesia to this Galeri Wayang site

loading...

Wayang Golek (1646)



Sesuai dengan bentuk dan cirinya yang mirip boneka, bulat yang dibuat dari kayu, sehingga dinamakan wayang Golek. Pada akhir pergelaran wayang kulit purwa, maka dimainkan wayang yang bentuknya mirip boneka dan di namakan Golek. Dalam bahasa Jawa, golek berarti mencari. Dengan memainkan wayang Golek tersebut, dalang bermaksud memberikan isyarat kepada para penonton agar seusai pergelaran, penonton mencari (nggoleki) intisari dari nasehat yang terkandung dalam pergelaran yang baru lalu. Mungkin berdasarkan kemiripan bentuk itulah sehingga dinamakan wayang Golek.
Wayang-wayang tersebut diberi pakaian, kain dan baju serta selendang (sampur), dan dalam pementasanya tidak menggunakan layar (kelir). Sebagai pengganti lampu penerang pada wayang (blencong), sering dipakainya lampu petromak atau lampu listrik. Boneka-bonela kayu ini diukir dan disungging menurut macam ragamnya, sesuai dengan tokoh-tokoh wayang dalam epos Ramayana dan Mahabharata. Wayang Golek yang terbuat dari kayu dan berbentuk tiga dimensi itu, kepalanya terlepas dari tubuhnya.
Pada awal abad ke-XIX Pangeran Kornel seorang Bupati Sumedang, Jawa Barat, terkenal sebagai pencipta wayang Golek Purwa Sunda yang bersumberkan pada wayang Golek Cepak dari Cirebon. Di daerah Jawa Tengah terdapat wayang golek dengan berbagai macam jenis dan disesuaikan dengan lakon pergelarannya. Tetapi pada umumnya wayang golek tersebut berbentuk wayang Golek Menak. Cerita pada umumnya adalah cerita-cerita Menak Wong Agung Jayengrana, yang bersumber pada serat Menak. Wayang golek tersebut kemudian terkenal dengan sebutan wayang Thengul. (Hits: 90465)


 

NovelWayang PitoyoAmrih

 



 


Terdapat: 14 tayangan dalam 2 halaman. Tampilan: tayangan 1 sampai 9.
Urutkan tayangan berdasar   Dari A (kecil) Dari Z (besar)  


Duryudana
Duryudana
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Arjuna
Arjuna
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Salya
Salya
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Sangkuni
Sangkuni
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Antareja
Antareja
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Dewi Sinta
Dewi Sinta
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Dursasana
Dursasana
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Semar
Semar
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0
Batara Baruna
Batara Baruna
Wayang Golek (1646)
Komentar: 0

 



 


1  2  »  Halaman akhir »

Tayangan tiap halaman: