Sebelum diskusi lebih jauh, ada baiknya anda sedikit mengintip artikel ini, untuk melihat posisi Operating Time pada bagan keseluruhan OEE. Setelah sebelumnya kita tetapkan definisi Loading Timekemudian lakukan pencatatan (atau pun perhitungan bila memakai pendekatan definisi yang berbeda dalam cara penentuannya). Operating Time, sederhananya adalah hasil perhitungan atas pengurangan Loading Time dengan 4 elemen losses utama, yaitu: Set-Up, Set-Down, Adjustment dan Down-Time. Saya sebut 4 elemen losses utama karena bisa jadi untuk proses manufaktur tertentu dalam rangka untuk membuat pengukuran OEE sedetail mungkin sehingga hasil pengukuran dan perhitungan mudah berujung pada analisa faktor mana yang harus di tindak lanjuti, di sana mungkin akan terdapat losses lain diluar 4 elemen itu, yang hanya terjadi spesifik pada jenis mesin tertentu tersebut.

Selengkapnya...Operating Time

Untuk yang langsung mendarat di halaman ini dan belum menyimak cerita sebelumnya tentang gambaran OEE dan kupasan satu demi satu dari Loading Time, kemudian Operating Time, mungkin sebentar bisa melihat garis besarnya di sana dengan harapan bisa menelusurinya dari perspektif yang sama dalam memahami OEE ini.

Ketika dalam cakupan Operating Time kita sudah bisa memberi stempel sebuah mesin dengan predikat tersedia (Available), maka tahap berikutnya, tolok ukur yang harus kita pertanyakan kemudian adalah: Di waktu tersedia mesin tersebut sebenarnya seberapa efisien sih kinerjanya? Kondisi 'tersedia' tapi tidak efisien juga menjadi hal yang memberi beban terhadap operasional mesin khususnya dan proses produksi pada umumnya. Beban yang bisa jadi tidak kelihatan bin tidak disadari. Mesin tersedia siap jalan sih, tapi sering berhenti-berhenti karena sebuah sebab. Atau mesin jalan lancar,.. betul, jalan lancar,.. tapi tidak efisien, output produk yang dihasilkan tidak pada jumlah yang seharusnya. Sehingga penting kemudian untuk mencermati apa saja losses di dalam Operating Time ini. Yang membuat mesin menjadi tidak efisien kinerjanya.

Selengkapnya...Net Operating Time

Kembali mungkin saya musti menyarankan sebelum baca artikel ini sebaiknya juga baca tulisan sambungan sebelumnya tentang ini (Net Operating Time),.. juga sebelumnya (Operating Time),.. dan sebelumnya (Loading Time),.. dan sebelumnya (Gambaran OEE) Laughing. Tinggal klik link tersebut. Bukan apa-apa, agar gambaran besarnya lebih terlihat.

Sampai pada Net Operating Time, kita bisa membuat pengertian seperti ini: Adalah waktu bersih yang 'sebenarnya' digunakan oleh mesin untuk benar-benar menghasilkan produk sesuai kapasitas teori-nya. Saya beri tanda kutip pada kata 'sebenarnya', karena pada kenyataannya, mesin beroperasi pada rentang waktu Operating Time. Pada kenyataannya mesin kita rencanakan untuk beroperasi pada rentang waktu Loading Time. Artinya, tanpa kita tahu konsep OEE ini, mungkin di benak kita, mesin dianggap sudah beroperasi memakan waktu sesuai rencananya (Loading Time), atau yang lebih progresif kita akan menganggap mesin sudah beroperasi sesuai waktu dia terlihat benar-benar dijalankan (Operating Time).

Selengkapnya...Valuable Operating Time

Silahkan cermati bagan mengukur dengan OEE di artikel tersebut. Anda akan temukan salah satu losses yang menggerogoti Loading Time, mempengaruhi kinerja Availability, adalah apa yang disebut Set-Up dan Set-Down. Sebenarnya merupakan dua losses yang berbeda, tapi coba saya ceritakan di sini bersama-sama, karena memang keduanya adalah hal yang bisa dikatakan saling berhubungan. Ada hal-hal yang bila anda tekan di losses Set-Up justru akan membuat hal itu menggelembung di losses Set-down. Sehingga perlu sebuah wawasan yang melihat keduanya sebagai satu kesatuan, walaupun pada praktek pencatatan pengukurannya dilakukan terpisah karena memang terjadi pada dua waktu yang berbeda.

Dengan kalimat sederhana bisa dijelaskan bahwa Set-Up adalah segala kegiatan yang perlu dilakukan terhadap mesin sampai mesin tersebut produktif menghasilkan produk baik. Sementara Set-Down adalah segala kegiatan yang perlu dilakukan terhadap mesin setelah produk terakhir keluar sampai dengan mesin boleh ditinggalkan. Betul dua hal ini adalah losses, karena pada dasarnya keberadaan kegiatan ini mengurangi kinerja mesin dalam hal ketersediaan (availability). Di sepanjang waktu Loading time mesin, mau tidak mau kita punya kegiatan yang membuat mesin tidak menghasilkan apa-apa. Namun tidak seperti kegiatan lain yang mungkin bisa ditekan sampai nol, untuk kegiatan Set-Up dan Set-Down ini, yang bisa dilakukan adalah menekan sampai se-optimum mungkin. Saya sengaja tidak memakai kata 'se-minimum mungkin', khawatir semangatnya akan terjebak pada upaya untuk 'asal minimum'. Karena semangat ini, mungkin dalam jangka pendek akan memperbaiki tingkat ketersediaan sehingga OEE-pun membaik, tapi secara jangka panjang bisa jadi justru memperburuk keadaan.

Selengkapnya...Set-Up dan Set-Down

Page 3 of 3

Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.

Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.

“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya.   ...selengkapnya

Bookmark This

Follow Us

Powered by CoalaWeb

 

KupasPitoyo, KumpulanTulisan Pitoyo Amrih, yang juga berbicara tentang Pemberdayaan Diri, ..pemberdayaan berkesinambungan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa... khususnya melalui budaya..  this link is under construction..

Pitoyo Amrih.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa.....  ...selengkapnya