Written by pitoyo amrih
Saturday, 04 October 2014 OEE Dalam Cerita Hits: 2891
Lagi-lagi pak Amat mendapat sesuatu yang baru! Mari coba kita bantu dia. Dari informasi pak Asmuni bagian Quality Control, ternyata diketahui setelah sampai di gudang barang jadi, dari 2180 karton box yang dihasilkan ternyata 50 karton box diantaranya di-tolak QC. Sesuatu yang luput dari pengamatan pak Joni di produksi. Dan ini berarti 2,2% produk di-reject setelah sampai di gudang barang jadi, atau hanya 97,8% yang bisa dijual.
Kemudian masih di ruang produksi, yaitu di seksi memasukkan ke karton box, atau bagian yang bertugas memasukkan gelas ke karton box, menemui 2560 gelas tidak layak untuk dimasukkan ke dalam karton, yang berarti 2,9%-nya. Dengan kata lain yang layak masuk karton hanya 97,1%-nya!
Tapi tunggu! Ada tambahan informasi lagi bahwa mesin A me-reject seratus gelas dari total 87200 gelas air mineral yang dihasilkan. Atau sekitar 0,1%. Tidak seberapa memang. Tapi lihat mesin B, selama dua jam hanya menghasilkan reject! Yang artinya, bila kita memakai asumsi kecepatan mesin B adalah 50 gelas per menit, maka yang di-reject sebanyak 6000 gelas! Atau sekitar 6,8%! Sehingga selama dalam produksi, kedua mesin telah membuang 6,9% produk yang dihasilkan! Atau hanya 93,1% produk yang dikeluarkan mesin, sampai ke seksi memasukkan ke karton-box.
Mari kita total, dari semua jumlah produk yang dihasilkan mesin pada hari sebelumnya, ternyata :
93,1% dari jumlah itu yang masuk ke seksi memasukkan ke karton-box, sementara,
97,1% dari jumlah itu lolos periksa QC dan masuk karton-box, dan
97,8% dari jumlah itu yang bisa dijual!
Atau dengan kata lain, hanya 88,4% dari yang dihasilkan, bisa dijual!
Satu lagi faktor OEE bisa kita kenali. Yaitu yang disebut sebagai TINGKAT KUALITAS (Rate of Quality) produk yang dihasilkan. Dan dari informasi diatas, pada kejadian satu hari sebelumnya, TINGKAT KUALITAS produk yang dihasilkan kedua mesin pak Amat, hanya 88,7% -nya lolos penge-cek-an QC dan layak untuk dijual!
Ketiga faktor inilah yang menyusun perhitungan OEE, yaitu :
TINGKAT KETERSEDIAAN x TINGKAT KINERJA x TINGKAT KUALITAS |
Atau, dalam istilah pertama kali teori ini dikemukakan, disebut sebagai :
AVAILABILITY x PERFORMANCE EFFICIENCY x RATE of QUALITY |
Ilustrasi cerita diatas bisa memberikan gambaran informasi kepada pak Amat, bahwa dengan OEE, pak Amat tahu bahwa ternyata selama ini mesin hanya menjalankan fungsinya pada :
78% x 60% x 88,7% = 41,5% |
kemampuan seharusnya mesin.
Dengan kata lain, dengan bantuan OEE, pak Amat dapat secara cepat tahu, bahwa selama ini mesin –walaupun sepertinya berjalan selama dua puluh empat jam terus menerus- terbukti hanya beroperasi pada 41,5 % dari yang seharusnya.
Dengan kata sederhana sebagai analoginya, ketika mesin beroperasi terus menerus dua puluh empat jam, seharusnya sang mesin mampu menghasilkan produk 100, tapi ternyata hanya menghasilkan 41,5. Atau kalau kita ambil contoh kasus nyata-nya pada hari yang dihitung pak Amat, dimana sehari itu menghasilkan 2180 karton box masuk ke gudang, dengan OEE, pak Amat tahu ternyata 2180 karton box itu hanya 41,5% kemampuannya. Alias seharusnya dalam duapuluh empat jam beroperasi mesin bisa menghasilkan sekitar 5253 karton box!
(bersambung)
Pitoyo Amrih
Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.
Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.
“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya. ...selengkapnya
.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa..... ...selengkapnya