Anda ingin membeli alat ukur timbangan misalnya. Apa yang harus diperhatikan? Tentunya yang pertama adalah kebutuhan penimbangan anda.  Apakah timbangan nantinya akan digunakan untuk menimbang kemasan semen pada ukuran 25 kg atau mungkin 50 kg? Atau anda akan gunakan timbangan untuk menakar logam mulia yang sampai pada angka 0,01 gram pun akan menjadi sangat berarti harganya. Dua kebutuhan itu akan membutuhkan dua macam timbangan yang berbeda.

Tahap berikutnya adalah tentang timbangan yang akan dibeli. Mana yang lebih tepat sesuai kebutuhan? Kalau ada beberapa pilihan sesuai kebutuhan, mana yang lebih baik? Utuk itulah dikenal istilah-istilah dalam alat ukur dan ukur-mengukur. Istilah yang menjadi parameter bagi sebuah alat ukur, bahwa yang ini lebih baik dibanding yang itu. Ada beberapa istilah yang banyak dikenal, namun satu dengan yang lainnya terkadang ada kesalahpahaman.

Selengkapnya: Resolution, Readability

"Wah, thermometer ini bagus, sangat presisi!", begitu kira-kira kalimat seseorang berusaha memberi penekanan tentang betapa hebatnya alat ukur yang dia tunjukkan. Kalau kemudian anda berusaha mengejar pertanyaan, misalnya: "Presisi? Apa maksudnya?". Bisa jadi dia akan gelagapan. Hmm, presisi,.. apa ya? Ada orang yang kemudian menjawab mantap dengan dalih bahwa thermometer bisa menunjukkan suhu dengan tepat. Nah! Di sinilah letak kekeliruan. Dan saya yakin banyak orang masih beranggapan demikian. Saya setuju bahwa alat ukur presisi itu bagus, tapi ketika mengkaitkan ke-presisi-an dengan ketepatan penunjukkan ukuran, maka hal itu menjadi kurang tepat.

Saya ajak anda mengenal istilah dalam dunia alat ukur yang berikutnya:

Ke-presisian, atau Precision adalah kemampuan sebuah alat ukur untuk menunjukkan angka yang sama bila dipakai secara berulang-ulang dalam kondisi pengukuran dan obyek ukur yang sama. Misalnya saya punya timbangan dengan resolusi (lihat tentang resolusi di artikel sebelumnya) 0,01 kg. Kemudian saya memiliki sekarung beras kemasan 25 kg, saya akan timbang di timbangan tersebut. Dengan syarat bahwa timbangan tidak dipindah-pindah, penimbangan dilakukan di tempat dan konsisi yang selalu sama, saya kemudian menimbang. Data pertama: 25,05 kg; beban saya turunkan dari timbangan, dan saya taruh lagi ke tembangan sehingga mendapatkan data ke-2, misalnya: 25,01 kg; berikutnya: 25,02 kg; lalu: 25,11 kg;.. terus sampai sekian kali pengambilan data. Taruhlah sampai 30 kali pengukuran sehingga di dapat 30 buah data.

Selengkapnya: Accuracy, Precision

Dua istilah pada alat ukur dan urusan ukur mengukur ini cukup menarik. Dalam bahasa Inggris merupakan dua terminologi dengan definisinya masing-masing yang berbeda. Sedang bila anda tanyakan pada mereka yang biasa mengukur, umumnya akan menerjemahkan keduanya dengan arti yang sama: rentang!

Pengertian dua hal ini sebenarnya tak sulit-sulit amat:

Range adalah rentang, hmm,.. terpaksa saya harus mengartikannya demikian, tapi penjelasannya kurang lebih misal anda memiliki alat ukur thermometer batang, di angka skala terendah terlihat bilangan 20 C sedang pada angka tertinggi ditulis 100 C. Maka Range alat ukur tersebut adalah 20 C - 100 C. Besaran range selalu ditulis dua bilangan, yaitu antara bilangan terkecil ukur berapa sebagai batas minimal alat ukur itu mampu menunjukan pengukurannya. Dan bilangan terbesar ukur sebagai batas maksimal alat ukur itu mampu memperlihatkan hasil pengukurannya.

Selengkapnya: Range, Span

Dalam melakukan pengukuran, terkadang kita akan menemui hal-hal yang bisa jadi bagi sebagian orang dianggap ganjil. Misal mengukur suhu di tempat yang sama, saat yang sama, alat yang sama, tapi diamati oleh orang yang berbeda, mengapa hasil pengukurannya beda? Apakah salah satu pengamat salah dalam membaca alat ukur?

Atau kasus lain saat kita menggunakan timbangan. Coba kita menimbang barang yang sama. Penimbangan yang dilakukan pada waktu yang berbeda besar kemungkinan akan menghasilkan angka pengukuran yang berbeda. Apakah barang yang ditimbang berubah? Apakah yang mencatat penimbangan salah? Ataukah faktor lingkungan berpengaruh? Sampai kemudian pertanyaan berikutnya, ketika kita menmbang sebuah benda dengan timbangan terbaca 25 kg, kemudian saat yang lain menimbang barang yang sama dengan timbangan yang sama menghasilkan angka 24,5 kg. Lalu mana yang benar? Mungkinkan barang yang sama bisa memiliki kondisi massa yang berbeda pada saat pengukuran yang berbeda?

Selengkapnya: Uncertainty

Page 1 of 2

Ada sebuah perusahaan fiktif bernama PT MAJU. Perusahaan ini memproduksi air mineral dalam kemasan gelasplastik. Mesin yang dimiliki perusahaan ini adalah mesin pembentuk gelas plastik sekaligus mengisi air mineral, sebanyak dua unit.

Bulan ini pesanan begitu meningkat. Bagian pemasaran yang telah berhasil melakukan promosi membuat bagian produksi jungkir-balik selama dua puluh empat jam menjalankan mesinnya untuk mengejar permintaan bagian pemasaran. Dan sudah terlihat di depan mata, bulan depan pesanan bagian pemasaran naik 30 % dari bulan sekarang. Sementara bulan ini mesin telah jalan siang malam, bahkan minggu pun masuk untuk mengejar kekurangannya.

“Gila! Harus segera saya usulkan membeli satu unit mesin lagi untuk mengejar permintaan bulan depan,” teriak Pak Joni, sang kepala produksi. “Dan awal bulan depan mesin itu sudah di sini..!” imbuhnya.   ...selengkapnya

Bookmark This

Follow Us

Powered by CoalaWeb

 

KupasPitoyo, KumpulanTulisan Pitoyo Amrih, yang juga berbicara tentang Pemberdayaan Diri, ..pemberdayaan berkesinambungan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa... khususnya melalui budaya..  this link is under construction..

Pitoyo Amrih.... terlibat aktif dalam perumusan penerapan konsep-konsep TPM (Total Productive Maintenance) di perusahaan tempatnya bekerja. Juga pernah memimpin kajian dan penerapan rumusan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang bisa.....  ...selengkapnya